Habib Luthfi dan musisi Iwan Fals Apel Kebhinekaan di Semarang. Pada apel tersebut juga dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Pangdam...
Habib Luthfi dan musisi Iwan Fals Apel Kebhinekaan di Semarang. Pada apel tersebut juga dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Pangdam IV Diponegoro, Kapolda Jateng, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Kajati Jateng, Rektor Universitas Diponegoro Semarang seperti dikutip dari halaman nu.or.id .
Habib Luthfi bin Yahya menegaskan untuk tidak berbasa-basi mengakui negara Indonesia sebagai tanah air. Ia mengatakan hal itu di lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah pada Rabu (30/11).
Habib Luthfi kemudian meminta hadirin untuk menjadikan Indonesia sebagai tanah air dimana pun berada.
Kemudian habib asal Pekalongan tersebut mengajak untuk memahami keistimewaan laut. Menurutnya, ketika mendengar laut, yang terpikir adalah air, ikan, dan perahu.
Berarti, lanjutnya, ikan itu tetap tawar, tapi bisa bergaul dengan yang asin. Hal itu menandakan kerukunan yang sulit dipisahkan dari laut. Kemudian ia mengimbau kepada TNI, Polri, anak-anak muda untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Semua kalangan jangan mudah dipecah-belah.
Menurutnya, pecah-belah itu bisa dilakukan dengan tekanan ekonomi. Tapi jika tekanan ekonomi tidak mempan, yang paling berbahaya adalah membenturkan artar umat bergama. “Wahai bangsaku, yang membanggakan, relakah negerimu berpecah-belah? . Demikian semoga bermanfaat bersatulah OI. Damailah Indonesiaku. (sumber)
Habib Luthfi bin Yahya menegaskan untuk tidak berbasa-basi mengakui negara Indonesia sebagai tanah air. Ia mengatakan hal itu di lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah pada Rabu (30/11).
“NKRI harga mati, bukan basa-basi,”Pada Apel Kebhinekaan yang diikuti oleh aparat keamanan TNI dan Polri, pelajar, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, akademisi, pemerintah, dan masyarakat umum sebagaimana diberitakan Tribun Jateng.
Habib Luthfi kemudian meminta hadirin untuk menjadikan Indonesia sebagai tanah air dimana pun berada.
“Kita hidup di Amerika, Indonesia tanah airku. Kita hidup di Timur Tengah, Indonesia tanah airku, kita hidup di negeri China, Indonesia tanah airku. Kita hidup di mana pun, Indonesia tanah airku,”tegasnya di video yang diunggah di Youtube hari ini oleh akun Syaroni As-Samfuriy.
Kemudian habib asal Pekalongan tersebut mengajak untuk memahami keistimewaan laut. Menurutnya, ketika mendengar laut, yang terpikir adalah air, ikan, dan perahu.
“Berapa anak sungai di Indonesia kalau musim kemarau, kalau musim penghujan; berapa juta kubik per detik mengalir ke laut dengan membawa limbah, membawa macam-macam.”Meski demikian, kata dia, benda-benda yang masuk ke laut tidak mampu mengubah rasa asinnya laut. Itu merupakan kehebatannya. “Ikan yang ada di laut tidak perlu diasini karena dia hidupnya sudah di tempat yang asin. Anehnya masih membutuhkan yang asin. “
Berarti, lanjutnya, ikan itu tetap tawar, tapi bisa bergaul dengan yang asin. Hal itu menandakan kerukunan yang sulit dipisahkan dari laut. Kemudian ia mengimbau kepada TNI, Polri, anak-anak muda untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Semua kalangan jangan mudah dipecah-belah.
Menurutnya, pecah-belah itu bisa dilakukan dengan tekanan ekonomi. Tapi jika tekanan ekonomi tidak mempan, yang paling berbahaya adalah membenturkan artar umat bergama. “Wahai bangsaku, yang membanggakan, relakah negerimu berpecah-belah? . Demikian semoga bermanfaat bersatulah OI. Damailah Indonesiaku. (sumber)